Senin, 23 Agustus 2010

Nexian Gandeng Urbanesia

Ponsel lokal berkonten lokal. Sepertinya itu citra yang ingin diciptakan Nexian melalui ponsel Android debutannya, Nexian Journey NX-A890.
Seperti kita ketahui, sistem terbuka Android memungkinkan siapapun untuk memodifikasi platformnya. Hal ini membuat setiap vendor smartphone bebas melakukan pengembangan dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.

Nah, sebagai vendor ponsel lokal terlaris saat ini, Nexian rupanya punya visi untuk turut memajukan para pengembang konten lokal. Sebagai bukti sahih, mereka baru saja menggandeng Urbanesia, portal direktori kota pertama berbasis web 2.0 di Indonesia. Melalui kerja sama ini, aplikasi Android Urbanesia akan dibenamkan pada setiap unit Nexian Journey NX-A890.

“Nexian adalah produk Indonesia dan gembira karena dapat menggandeng aplikasi buatan anak negeri. Tujuan kami adalah memberikan peluang bagi para pengembang lokal supaya produk mereka dapat digunakan dan diakses lebih banyak pengguna," ungkap Sanny Gaddafi (Head of Applications Development, Nexian) melalui keterangan tertulis.
Sekadar informasi, Sanny ialah nama yang tidak asing di kalangan pengembang lokal. Ia merupakan salah satu pendiri situs jejaring sosial FUPEI.

Aplikasi Android Urbanesia dilirik Nexian karena portal ini telah memiliki lebih dari 200 ribu direktori bisnis di Jakarta (cerita mengenai Urbanesia sempat dibahas InfoKomputer pada edisi Maret 2010). Lewat aplikasi ini, pengguna dapat lebih mudah jika ingin mencari jasa produk dan layanan yang biasa digunakan sehari-hari.

Halaman muka (homepage) aplikasi Urbanesia berisi kotak pencarian dan ikon-ikon yang melambangkan jenis-jenis bisnis yang sering dicari. Sebagai contoh, kalau ingin menemukan lokasi produk atau layanan, pengguna cukup mengetikkan kata kunci (Look for) dan lokasi pencarian (Around). Misalnya: "Restoran India" di "Kemang".

Pengguna juga dapat langsung mengeklik ikon, kemudian hasil search di area sekitar akan ditampilkan secara berurut, berdasarkan jarak terdekat dari lokasi pengguna. Selain itu, setiap bisnis juga disertai review dan foto yang dikontribusi oleh pengguna Urbanesia.

Yang istimewa, aplikasi Urbanesia memiliki feature Augmented Reality, yakni kemampuan baru dalam menggunakan kamera ponsel untuk melihat lokasi-lokasi hasil pencarian berada secara lebih interaktif.

“Dengan adanya aplikasi Android ini, Urbanesia berharap mampu memberi manfaat dan menjangkau pengguna yang lebih luas. Ke depan, kami juga berharap kerja sama ini makin menandakan keseriusan dalam memajukan konten dalam negeri, sekaligus memberi user experience yang 100% bercita rasa lokal yang tak kalah dengan buatan asing," ucap Selina Limman (Pendiri dan CEO, Urbanesia).
Screenshot  aplikasi Android Urbanesia:
Tampilan homepage
 
Pointer lokasi-lokasi menarik di sekitar posisi pengguna berada
 
Tampilan Augmented Reality. Ikon hitam adalah point of interest di sekitar. Semakin jauh jaraknya, semakin kecil ukurannya. Titik oranye menunjukkan tempat yang informasinya tampil di bawah.

China Mobile Siap Kapalkan Aplikasi Multimedia

Di era digital seperti saat ini, aplikasi berwujud multimedia akan lebih digemari. Salah satu yang menjawab tantangan tersebut adalah Nokia Siemens Networks (NSN).
Membidik para pelanggan korporat China Mobile, NSN siap mendukung terealisasinya aplikasi telephony multimedia.
Beberapa pelanggan korporat China Mobile di Beijing, Yunnan, Xinjiang, Jiangxi, Hunan, dan Fujian tidak lama lagi akan menikmati berbagai aplikasi berbasis IMS seperti Multimedia Telephony (MMTel). Layanan ini sedianya akan berada di atas layanan suara konvensional di seluruh koneksi telepon tetap, telepon bergerak, dan internet.
Dalam hal ini, China Mobile memilih NSN untuk mengimplementasikan platform IMS Core, server aplikasi hiQ MMTel dan Session Border Controller (SBC) yang akan memperkenalkan pengalaman komunikasi konvergen. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kepuasan pengguna.
Sebagai langkah awal, NSN akan memasang platform IMS core dan aplikasi telefoni multimedia untuk pelanggan China Mobile di enam kota tersebut di atas. Sementara, di masa akan datang, NSN akan memerluas pemasangan jaringan IMS core dan menawarkan aplikasi-aplikasi multimedia tambahan di atas aplikasi suara lainnya. Seperti video sharing, dan multimedia conferencing, baik untuk pelanggan korporat maupun perorangan dari China Mobile.
IMS dari NSN ini merupakan platform terbuka yang sudah terstandarisasi 3rd generation Partnership Project (3GPP) yang memungkinkan pemasangan aplikasi konvergen multimedia untuk operator telekomunikasi secara cepat dan lebih hemat biaya.
Platform seperti ini tentu kompatibel dengan aplikasi-aplikasi multimedia yang ditawarkan oleh vendor tersebut dan pihak lain. Dengan demikian jangkauan layanan dapat diperluas dan operator dapat menarik pelanggan baru untuk menambah sumber pendapatan baru.
Dikatakan Ding Weiqing (head of China Mobile customer business team, Nokia Siemens Networks), pengguna saat ini menuntut akses yang tanpa hambatan ke aplikasi-aplikasi multimedia tanpa terkendala oleh perangkat atau jaringan yang mereka gunakan.
“Platform IMS kami memungkinkan China Mobile untuk dengan cepat meluncurkan berbagai layanan yang tidak tergantung pada infrastruktur akses, perangkat dan jaringan. Platform ini juga akan membantu para operator untuk menjadi pemain yang kuat di pasar konvergensi layanan tetap dan bergerak,“ tambah Weiqing.

Junos Pulse Amankan Koneksi Mobile

Aktivitas bisnis kini tidak melulu dikerjakan di kantor. Pekerjaan sudah bisa diakses di kafe, resto, dan pusat perbelanjaan, bermodal peranti bergerak dan koneksi WiFi.
Namun, berada di kawasan publik seperti itu jelas meningkatkan risiko keamanan. Banyak kasus pencurian data rahasia perusahaan terjadi akibat penyadapan atau pencegatan sambungan nirkabel di tempat umum. Oleh karena itu, perlindungan data pada netbook, notebook, PC tablet, atau ponsel cerdas (smartphone) harus dilakukan.

Beruntunglah jika kantor Anda menggunakan platform Junos Pulse dari Juniper untuk konektivitas akses jaringan kantor via perangkat bergerak.Platform ini akan segera terintegrasi dengan peranti keamanan milik SMobile. Apapun gadget andalan Anda, baik berbasis Symbian, Windows Mobile, BlackBerry, Apple iOS, maupun Android, SMobile bakal memberi keterhubungan, keamanan, dan akselerasi yang selalu siap siaga.

Integrasi produk-produk SMobile ke dalam Junos Pulse dimungkinkan berkat akuisisi senilai US$ 70 juta oleh Juniper terhadap SMobile Systems Inc., perusahaan yang berkantor pusat di Ohio, AS. Langkah ini diambil Juniper mengingat tren pertumbuhan ancaman pembobolan keamanan pada lingkungan mobile.

Juniper sendiri telah berhasil mengamankan sebagian besar lalu lintas ponsel cerdas di AS. Mereka pun memimpin secara global dalam pasar firewall dan SSL VPN2 high-end serta sukses melayani koneksi antar-PC dan perangkat bergerak dalam jaringan korporat bagi lebih dari 25 juta pelanggan.

"Mengintegrasikan portofolio SMobile ke dalam Junos Pulse akan memberikan pelanggan solusi keamanan mobile paling lengkap yang tersedia di pasar sekarang," ujar Mark Bauhaus (Executive VP dan General Manager, Services Layer Technologies, Juniper Networks) menanggapi akuisisi ini.

BlackBerry Torch Tantang Android?

Research In Motion (RIM) akhirnya menelurkan BlackBerry teranyarnya, Torch.  
Penamaan “Torch” sendiri seakan  menjadi sinyal dari RIM terhadap BlackBerry yang kini mulai meredup.
Bagaimana tidak, dalam beberapa tahun terakhir saja, banyak pengguna BlackBerry yang mulai beralih menggunakan iPhone dan Android.
Feature BlackBerry yang monoton menjadi salah satu penyebabnya. Boleh jadi, untuk urusan texting dan email, BlackBerry menjadi yang terbaik, namun tidak demikian untuk layanan lainnya. Apalagi saat ini pengguna smartphone juga mendambakan browser yang nyaman untuk perangkat mobile.
Analis mobile untuk Forrester Research, Charles Golvin, mengatakan bahwa kehadiran Torch ini bisa menciptakan kompetisi menarik dengan iPhone dan Android. Apalagi Torch hadir dengan layar sentuh sekaligus tombol QWERTY. Namun demikian, masih banyak pihak yang meragukan  kemampuan Torch bakal mampu mengalahkan ketenaran iPhone dan Android.
Beberapa feature unggulan BlackBerry Torch di antaranya adalah sudah dibenamkannya BlackBerry OS 6 yang berbasis WebKit. Ini sekaligus menjadi yang pertama bagi RIM dalam menggunakan browser WebKit.
Apabila menilik dari Homescreen, pengguna Torch dimungkinkan menempatkan bookmark dan kontak pada homescreen, apalagi didukung feature swipe yang memungkinkan pengguna mengatur item yang sering digunakan.
Ponsel pintar berkamera 5 MP ini, rencananya akan segera dilego di toko-toko mulai 12 Agustus mendatang dan mematok harga sebesar US$199 disertai garansi 2 tahun.

Minggu, 22 Agustus 2010

Relion Enduro T58

Umumnya, notebook hiburan memiliki harga jual yang lumayan menguras kantong. Maklum, komponen notebook di kelas ini biasanya dijejali dengan komponen kelas atas agar sanggup diberdayakan sebagai penghibur si pengguna.
Namun jika lebih mau menilik lebih detail, sebenarnya ada banyak pilihan notebook dengan harga terjangkau namun tetapi bisa dijadikan teman saat menonton film kesayangan.
Lab InfoKomputer pada medio Februari lalu kedatangan Relion Enduro T58, notebook berlayar 13,3 inci yang ditujukan untuk pengguna dengan kebutuhan hiburan mobile utamanya yang sering memutar film berdefinisi tinggi. Menariknya, meskipun bisa digunakan untuk hiburan, harga notebook yang tebalnya hanya 2,8 cm ini cuma dibandrol dengan harga US$ 575. Menarik bukan?  
Dengan harga tadi Anda sudah mendapatkan notebook berisi prosesor AMD Athlon Neo MV40 berkecepatan 1GHz ditambah 2GB memori dan harddisk berkapasitas 250GB. Relion Enduro T58 juga menyematkan chipset kartu grafis ATI Radeon X1270 dengan memori tetap sebesar 128MB.
Kombinasi komponen di atas terbilang memadai untuk memutar beragam file video termasuk yang berdefinisi tinggi. Tata suara dari 2 speaker yang tersedia juga menurut kami cukup untuk menemani menonton film meskipun belum sesempurna yang diharapkan (terutama untuk dentuman bass). Jika kebetulan memiliki perangkat LCD TV yang memiliki konektor HDMI, Anda bisa menyambungkan produk Relion ini lewat port HDMI yang tersedia di salah satu sisinya.
Kinerja memutar film di notebook ini memang terbilang lumayan, apalagi tersedia port HDMI untuk memindahkan audio dan visual ke perangkat tambahan. Sayangnya spesifikasi yang tersedia tadi masih belum memadai untuk bermain game 3D terbaru. Dari hasil pengujian kami menggunakan aplikasi 3D Mark 2006, Relion Enduro T58 cuma mengantongi nilai 254.  
Saat dipakai untuk menyelesaikan pekerjaan kantor macam mengetik dokumen atau berselancar di internet, Relion Enduro T58 menurut kami cukup nyaman. Desain keyboard cukup mudah dijangkau oleh pengguna yang berjari kecil, namun tetap mantap bagi yang berjari besar. Keyboard pun cukup terasa empuk dan responsif ketika ditekan. Sedikit kendala ketika notebook diajak memutar musik atau film, karena ketiadaan tombol instan untuk melakukan pengaturan volume sehingga Anda harus menekan tombol fungsi bersamaan dengan tombol volume di keyboard.
***
Meskipun tidak terlampau bertenaga di game 3D, Relion Enduro T58 tetap dapat memainkan game-game sederhana yang tidak membutuhkan sepesifikasi tinggi seperti game flash yang banyak terdapat di jejaring sosial macam Facebook. Selain itu, sebagai notebook hiburan, desain ramping yang dimiliki Relion tipe ini juga cukup membantu mobilitas notebook saat disimpan dalam ruang terbatas. (Brama Setyadi)
Spesifikasi Relion Enduro T58
Prosesor
AMD Athlon Neo MV40 (1,6GHz, 512L2 cache)
Memori
2GB, DDR2-667MHz
Chipset
AMD M690 + SB600
Grafis
ATI Mobility Radeon X1270 Dedicated 128MB
Hard Disk
250 GB, 5400 RPM
Optical drive
DVDRW Super Multi Ultra Slim
Fasilitas
WiFi, Ethernet, card reader, USB 2.0 (2x), VGA-Out, HDMI, ExpressCard 34 Type II, Webcam
Layar
13,3″ 1280 x 800 piksel
Audio
High Definition Audio, 2 Speakers
Sistem operasi
Linux
Baterai
Li-Ion 6-cell 4400mAh
Dimensi
32 x 24 x 2,8 cm
Bobot
1,8 Kg (berikut batere)
Garansi
1 tahun
Situs Web
Harga kisaran*
US$ 575
*PT. Berca Cakra Teknologi (021)  2316352/3
Pada Minggu ketiga februari 2010

Hasil Uji
Sama-sama menggunakan prosesor AMD Athlon NEO MV 40, Notebook Relion ini kami sandingkan dengan Hewlett Packard (HP) DV2 yang juga pernah mampir di lab uji InfoKomptuer beberapa waktu lalu. HP DV 2 unggul pada performa grafis karena ditopang oleh ATI Radeon 3410. Sementara Relion unggul pada pengujian  Cinebench R10 dan PCMark Vantage, serta harga jual yang lebih murah.
Pengujian
Relion Enduro T58
(AMD Athlon Neo MV40 1,6GHz, RAM 2GB, AMD M690, 13,3”, Linux)
Hewlett Packard DV2
(AMD Athlon Neo MV40 1,6GHz, RAM 2GB, AMD M690, 12,1”, Win Vista Home Premium)
Cinebench R10
1316 CB-CPU
1296 CB-CPU
PCMark Vantage
1478
1283
Encoding video
1 jam 19 menit 22 detik
45 menit 25 detik
Encoding audio
4 menit 11 detik
4 menit 8 detik
3DMark 2006
254
1335
Daya Tahan Batere


Memutar HD Video
1 jam 26 menit 42 detik
1 jam 18 menit 40 detik
Battery Eater
1 jam 26 menit 20 detik
1 jam 40 menit 1 detik


Minim Tombol
Selain keyboard, Tidak banyak tombol fungsi atau tombol akses cepat yang terlihat di Relion seri ini. Kami hanya menemukan dua buah tombol pengatur kekuatan suara (naik dan turun) serta tombol power untuk menghidupmatikan notebook.

Fasilitas Melimpah
Relion menenpatkan port HDMI di sisi kiri Enduro T58. Di sini ini pula Anda bisa menemukan slot Express Card dan slot pembaca kartu memori. Sayang penempatan Express Card dan kartu memori ini terlampau berdekatan, sehingga proses melepas-pasang kartu memori sedikit sulit dilakukan terutama saat PCI Express ini terpakai.


Ultra Slim
Desain tipis mengharuskan Relion menyertakan komponen tipis pula. DVDRW bawaan notebook ini misalnya. Selain berdesain tipis, drive optis ini juga bisa merekam dalam format CD-R dan CD-RW. Cocok untuk mencadangkan data penting ke CD.


 Plus     : Daya tahan batere baik, desain, konektor HDMI, kartu grafis mandiri
Minus : Tanpa sistem operasi Windows, jaringan belum gigabit, kartu grafis tidak mendukung DirectX 10
Skor Penilaian
Kinerja           : 3,7
Fasilitas          : 3,5
Penggunaan    : 4
Harga             : 4,2
Skor Total      : 3,8

Acer Aspire One 532h

Acer cukup mengejutkan pasar saat merilis Aspire One 532 ini awal Januari lalu.
Selain menjadi yang pertama hadir di Indonesia, harga yang ditawarkan cukup menggiurkan.
Aspire One 532 bersistem operasi Windows XP dibandrol pada kisaran Rp. 3,5 juta, sementara yang berbasis Windows 7 Starter sekitar Rp. 3,7 juta. Yang lebih mengejutkan, harga tersebut terus dipangkas.
Saat tulisan ini dibuat di akhir Februari, harga Aspire One AO532h dibandrol pada harga Rp. 3,6 juta, sementara 532 Windows XP Rp. 3,25 juta. Artinya, harga netbook tersebut hanya beda tipis dengan netbook berbasis Atom N280 yang menguasai pasar saat ini.
Penampilan netbook ini terlihat sedikit berbeda dengan Aspire One generasi sebelumnya. Aspire One 532 terlihat lebih modern dan luwes, tidak sekaku kakak-kakaknya tersebut. Material yang digunakan juga terlihat lebih berkelas berkat permukaan glossy yang membungkus sisi luarnya. Sayangnya permukaan glossy tersebut cenderung menjadi magnet bagi sidik jari, sehingga Anda sepertinya harus membawa lap agar tidak terlihat kotor.
Selain desain keseluruhan , desain keyboard AO532 juga tampil beda. Netbook ini menggunakan desain dengan permukaan yang rata dengan sedikit jarak antar tombol. Acer juga “menghabiskan” area di kiri dan kanan keyboard, sehingga keyboard terasa lebih luas. Sayangnya, desain tersebut tidak mampu memberikan rasa yang memuaskan; setidaknya tidak sebaik MSI Wind U135.
Jarak antar tombol yang yang terasa membuat kami sering salah ketik, sehingga agak sulit menembus kecepatan ketik standar kami. Untungnya di sisi touchpad, penggunaanya lebih nyaman. Selain responsif, areanya juga cukup besar (sekitar 6,5x3,3 cm). Touchpad ini juga mendukung multi-touch, sehingga Anda bisa melakukan zoom-in dengan melakukan gerakan mencubit.
Netbook berbobot 1,2 kg ini menyediakan baterai 6 cell berkapasitas 5200mAh; atau lebih tinggi dibanding MSI Wind U135 (4400 mAh). Inilah yang menjelaskan mengapa netbook ini bertahan lebih lama pada pengujian mode baterai. Saat memutar video HD, netbook ini berhasil menempuh waktu nyaris 4 jam. Sementara pada pengujian Battery Eater mode Classic (yaitu memutar animasi 3D), netbook ini bisa mencatat 4,5 jam. Dengan catatan waktu tersebut, Aspire One 532 ini adalah netbook dengan catatan waktu paling lama yang pernah kami uji.
***
Acer Aspire One 432 merupakan netbook yang penuh kejutan. Selain karena berhasil menjadi yang pertama, skema harga yang begitu agresif membuatnya begitu atraktif; bahkan jika dibanding netbook generasi sebelumnya. Beberapa kekurangan memang mengemuka, namun netbook ini tetap layak dianugerahi netbook terbaik saat ini.(Wisnu Nugroho)
Hasil Pengujian
Pengujian
Acer Aspire One AO532
(Intel N450, RAM 1 GB DDR2-800MHz, Intel GMA 3150, 10,1”, baterai 5200 mAh)
Sysmark 2007
38
Cinebench R10
869
Encoding video
1 jam 16 menit 54 detik
Encoding audio
9 menit 11 detik
3DMark 2006
154
Stalker Clear Sky Bench. (avg)
2,8 fps
Daya Tahan Baterai

Memutar HD Video
3 jam 48 menit
Battery Eater
4 jam 25 menit

Spesifikasi Acer Aspire One AO532
Prosesor
Intel atom N450(1,66GHz, 1 inti, 512KB L2 cache)
RAM
1 GB, DDR2 PC3-667 (1 dari 2 slot)
Chipset
Intel NM10 Express
Kartu Grafis
Intel GMA 3150 (onboard)
Harddisk
Hitachi, 250GB, SATA II
Optical drive
Tidak ada
Fasilitas
WiFi a/g/n, Bluetooth, Ethernet, card reader (4-in-1), USB 2.0 (3x), VGA-out, Webcam
Layar
10” WXGA, resolusi 1024x600 pixel
Kartu suara
Realtek ALC272
Sistem Operasi
Windows 7 Starter
Baterai
5200 mAh
Dimensi
25,9 x 18,7 x (2,4 - 3,7) cm
Bobot
1,212 kg
Garansi
2 tahun
Situs Web
Harga kisaran*
Rp. 3,6 juta
*Acer Indonesia, (021)



Tiga Port
Terdapat dua port USB di sisi kiri Aspire One 532, sehingga total ada 3 USB.





Ethernet
Selain menggunakan WiFi, koneksi juga bisa dilakukan dengan fasilitas Ethernet. Di sisi kanan ini Anda juga akan menemukan slot untuk kartu memori.





Tiga Macam
Aspire One AO532 hadir dalam 3 warna, yaitu merah, biru, dan silver.






Plus    : Daya tahan baterai lama; performa bagus; harga kompetitif.
Minus : Keyboard kurang enak.
Skor Penilaian
- Kinerja              : 4,4
- Fasilitas           : 4
- Penggunaan   : 4
- Harga               : 4
- Skor Total        : 4,12

Relion Mini PC Adroid AE530

Setelah sebelumnya menghadirkan Mini PC berbasiskan Intel Atom single core, Relion kini merilis mini PC atau nettop Adroid AE530 yang menggunakan Atom N330.
Ini adalah prosesor dual-core dengan kecepatan 1,6GHz. Prosesor ini dikombinasikan dengan chipset nVidia Ion atau MCP7A yang memiliki grafis teringtegrasi GeForce 9400M.
Kombinasi tersebut unik, karena biasanya prosesor Intel Atom dikombinasikan dengan chipset dari Intel.
Chipset Ion sendiri sudah terbukti memiliki kinerja yang lebih baik dari Intel GME945 yang jamak kita temukan pada nettop sejenis. Salah satu keunggulan Ion adalah kemampuannya memutar video Full-HD dengan mulus. Itulah yang menjelaskan mengapa Adroid memiliki port HDMI di panel belakangnya. Selain HDMI, Adroid juga menyediakan keluaran audio dalam format DVI dan VGA. Jadi apapun perangkat displai yang Anda miliki, Adroid bisa melayani.
Ion juga memiliki kemampuan grafis yang relatif lebih bagus, dan ini terlihat dari hasil 3DMark Vantage Adroid yang mencapai angka P274. Angka tersebut berarti Adroid bisa memainkan game berbasis DirectX 10, meski akan keteteran jika harus memainkan game terkini. Namun jika dibanding Asrock Ion 330 yang juga menggunakan chipset Ion, kinerja Adroid terlihat sedikit tertinggal. Ini tidak cuma berlaku di aplikasi berbasis grafis, namun juga aplikasi encoding gambar maupun video.
Fasilitas yang disediakan nettop ini sendiri terbilang memadai. Di sisi belakang, Anda akan menemukan 6 port USB, sebuah port Ethernet, satu set port Audio, dan port PS/2 untuk keyboard. Sedangkan di bagian depan, terdapat 2 buah port USB, DVD Writer, dan slot kartu memori untuk jenis MMC, SD, dan MS. Kalaupun ada yang kurang adalah fasilitas WiFi untuk terkoneksi ke jaringan nirkabel.
Karena mengusung konsep hemat energi, Adroid menggunakan adaptor (dan bukan PSU) sebagai sumber dayanya. Ini merupakan indikasi Adroid tidak membutuhkan daya yang besar layaknya sebuah PC biasa. Namun dengan dimensi 21x25,8 cm dan tebal 6,5 cm, perangkat ini memang sedikit lebih panjang dibanding nettop yang pernah kami uji. Kita sebenarnya bisa mengirit tempat dengan menempatkan Adroid dalam posisi vertikal, hanya sayang Relion tidak menyertakan dudukan khusus untuk itu.
Dengan ukuran casing minimalis, Adroid menggunakan perangkat optik versi mini seperti yang biasa kita temukan pada notebook. Dengan alasan minim tempat pula, Anda hanya
bisa melakukan upgrade untuk memori dan harddisk SATA berukuran 2,5 inci. Namun dengan harddisk berkapasitas 250GB dan memori 2GB, Anda seharusnya tidak perlu upgrade dalam waktu dekat. Kalaupun harus upgrade, prosesnya terasa mudah berkat desain casing-nya yang mengadopsi konsep tool-less.
***
Berkat penggunaan prosesor Atom dua inti serta chipset Ion, Relion Mini PC Adroid AE530 cocok untuk memenuhi kebutuhan komputasi yang mengedepankan fungsi kantoran dan pengalaman multimedia yang lebih maksimal. Ditambah harga yang relatif terjangkau (US$ 450), perangkat ini bisa menjadi solusi bagus untuk rumah maupun kantor Anda. (Karuna - Kontributor)

Hasil Pengujian.
Kinerja Mini PC Adroid berplatform Ion ini terasa memadai untuk penggunaan sehari-hari. Namun jika dibanding dengan Asrock Ion 330HT yang menggunakan chipset sama,performa Relion terlihat sedikit tertinggal.

Relion Mini PC Adroid AE530 (N330)
Asrock Ion 330HT
SYSmark 2007 Preview 1.06
40
46
PCMark Vantage Score
1742
2170
Cinebench R10
1540 CB-CPU
1831 CB-CPU
Encoding Video
41 menit 38 detik
2021
Encoding Audio
10 menit 18 detik
496
3DMark Vantage Score
P274
P448

Spesifikasi Relion Mini PC Adroid AE530
Prosesor          
Intel Atom N330 (1,6GHz, FSB 533MHz)
RAM
2GB, DDR2-667
Chipset
nVidia MCP7A-ION
Kartu grafis
nVidia ION(GF9400M)
Harddisk
250GB  5400 RPM SATA-II
Optical drive
DVD RW+R DL Slim
Fasilitas
LAN, USB(8), audio, VGA-out, HDMI, paralel, serial
Layar/Monitor
Tidak disertakan
Kartu suara
Realtek ALC888
Sistem operasi
Windows Vista
Dimensi
21x25,8x6,5 cm
Bobot
 2,55 kg
Garansi
 2 tahun
Situs web
www.reliontechnology.com
Harga kisaran*
US$ 450
* Berca Cakra Teknologi, (021) 231-6352
* Minggu kedua Februari 2010



Panel belakang

Port yang disediakan cukup lengkap untuk sebuah Nettop, terlihat juga port HDMI untuk menikmati konten High Definition.




Lebih Mudah
Dibanding Asrock Ion 330HT, Adroid terasa lebih mudah digunakan karena memiliki port USB dan slot memori di panel depan.




Plus
     : Bentuk ramping; hemat listrik; dilengkapi port paralel dan serial; posisi bisa vertikal ataupun horisontal.
Minus : -
Skor Penilaian
- Kinerja            : 3,6
- Fasilitas         : 3,8
- Kemudahan  : 4
- Harga             :
4
- Skor Total      :
3,82

Jetway Ecomo EM100G

Seakan tidak mau ketinggalan tren, Jetway ikut bermain di persaingan netbook. Sebetulnya langkah mereka bisa dikatakan tertinggal karena sudah sangat banyak petarung yang ada di gelanggang.
Walau di negara aslinya telah meluncur sejak Agustus tahun lalu, baru awal warsa 2010 produk ini masuk Indonesia.
Jetway melabeli netbook debutannya dengan nama Ecomo, singkatan dari Eco-Friendliness & Mobility. Keduanya merupakan kata sifat yang dianggap paling cocok mewakili si mungil ini. Bagaimana realitasnya?
Disorot dari segi mobilitas, sudah jelas yang namanya netbook pasti dibentuk ringkas supaya mudah dibawa ke mana-mana. Tak terkecuali Ecomo. Bobotnya yang ringan (belum termasuk pemutar DVD eksternal) tak terasa membebani saat digendong sambil bergerak dari satu mal ke mal lainnya.
Ya, kami memang sengaja menjajal netbook ini saat jalan-jalan di hari libur. Apakah cocok? Tergantung. Jika Anda termasuk orang yang peduli gaya & penampilan, rasanya Ecomo bukan untuk Anda. Desain Ecomo sangat konvensional. Kesan tersebut makin kuat akibat warna kelabu dan sentuhan krom yang mendominasi. Untung ada pilihan warna lain, yaitu hitam dan putih jika ingin tampil lebih elegan. Permukaan matte yang melapisi membuat bodi tidak mudah terkotori sidik jari. Tapi kekurangrapian finishing di beberapa sudut menjadi perhatian kami.
Ketika dicoba untuk mengetik, menurut kami keyboard kurang nyaman dipakai karena tutsnya berbentuk lempengan sehingga berkesan "melayang". Walau dimensinya cukup besar, letak tuts yang terlalu berdekatan satu sama lain membuat kesalahan ketik potensial terjadi. Sempitnya jarak ini pun mengakibatkan debu dan kotoran yang masuk ke sela-sela tuts bakal sulit dibersihkan. Touchpad responsif, tapi tombol kliknya keras saat ditekan.
Bagaimana dengan sisi eco-friendly? Konsumsi daya Ecomo rasanya sama saja dengan yang lain. Kekuatan baterainya cuma mampu bertahan sekitar 2 jam dalam pemakaian normal. Salah satu penyebabnya mungkin karena wireless port-nya selalu dalam keadaan menyala. Tidak tersedia saklar untuk menonaktifkannya. Sementara dari segi harga, dengan bandrol Rp2.750.000 (tanpa OS), Ecomo memang terbilang lebih ekonomis dibanding para kompetitor.
***
Dari apa yang kami lihat dan rasakan, selain dari sisi harga, Jetway Ecomo agak sulit mencuri perhatian calon konsumen. Dengan tongkrongan yang lebih pas digunakan orang kantoran, menyasar pembelian massal secara korporasi (corporate buying) sepertinya layak jadi strategi andalan. (Erry FP)

Hasil Pengujian
Karena menggunakan komponen yang relatif sama, performa Jetway Ecomo EM100G terlihat sekelas dengan Zyrex Sky 1716. Namun berhubung kapasitas baterainya kecil, daya tahan Jetway Ecomo dalam mode baterai terasa kurang memuaskan.
Pengujian
Jetway Ecomo EM100G
(Intel N270, RAM 1GB DDR2-553MHz, Intel GMA 950, 10,1”, baterai 2200 mAh)
Zyrex Sky 1716
(Intel N270, RAM 1 GB DDR2-553MHz, Intel GMA 950, 10,1”, baterai 4800 mAh)
Sysmark 2007
35
32
Cinebench
818
832
Encoding Video
1 jam 22 menit 39 detik
1 jam 22 menit 11 detik
Encoding Audio
9 menit 54 detik
9 menit 52 detik
3DMark 2006
146
143
Daya Tahan Baterai
Memutar Video HD
1 jam 20 menit
2 jam 2 menit
Battery Eater 2005
1 jam 20 menit
1 jam 53 menit

Spesifikasi Jetway Ecomo EM100G
Prosesor
Intel Atom N270 1,6GHz
RAM
1GB DDR2 533MHz
Chipset
Mobile Intel Calistoga-GSE i945GSE
Kartu Grafis
Intel GMA 950
Harddisk
160GB
Optical Drive
 DVD Writer (Eksternal)
Fasilitas
LAN 10/100 Mbps, 3 port USB, port audio, port VGA, 3-in-1 card reader, webcam 1,3MP + mic, built-in speaker + tombol 3D Audio, softcase
Layar
TFT 10,1" (1024x600) WSVGA
Kartu Suara
Realtek ALC662
Baterai
3-cell 2200mAh
Sistem Operasi
Tidak ada
Dimensi
25,6 x 18,9 x (3 - 3,4) cm
Bobot
1,214 kg (termasuk baterai)
Garansi
1 tahun
Situs Web
www.jetway.com.tw
Kisaran Harga*
Rp2.750.000 (dengan Windows XP Home - Rp3.050.000)
* Berca Cakra Teknologi - (021) 344-2234
* Harga minggu pertama Februari 2010


Terkelupas
Jetway melapisi lajur panel touchpad Ecomo dengan plastik mika tipis. Selain berpotensi meninggalkan jejak sidik jari, lapisan mika ini juga rawan terkelupas pada ujung-ujungnya. Hal ini kami temukan pada salah satu sudut produk yang kami uji.

 

Unik
Terdapat dua feature unik pada Ecomo yang bisa diaktifkan dengan menekan kedua tombol ini. 3D Audio (tombol kiri) menawarkan pengalaman audio yang lebih berkesan kala pengguna mengenakan earphone, sementara tombol kanan berfungsi untuk mengunci touchpad saat tidak dipakai



Upgrade
HDD 160GB dan memori 1GB bagi beberapa orang mungkin masih dirasa kurang lega. Jetway menyediakan kemudahan untuk melakukan upgrade kedua komponen tersebut dengan menandai lokasi HDD dan DDR di panel bawah.


Plus    : Harga murah, bobot ringan, mudah upgrade memori dan HDD
Minus : Desain konvensional, keyboard kurang nyaman, kapasitas baterai kecil
Skor Penilaian
Kinerja          : 3,5
Fasilitas         : 3,5
Penggunaan   : 3,25
Harga            : 5
Skor Total     : 3,75