
Bedanya, bentuk teror dari AS bukanlah serangan bersenjata atau bom bunuh diri. Teror yang terjadi dilancarkan dari sejumlah komputer di negeri Paman Sam, berupa gelontoran spam.
Sebesar 18,6% dari total spam secara global disumbangkan oleh AS. Artinya, negara tersebut bertanggung jawab atas rata-rata satu dari lima e-mail sampah, sepanjang Juli – September 2010.
Dengan “prestasi” ini, AS menduduki tahta utama pada peringkat Dirty Dozen (“selusin negara kotor”) yang baru saja dirilis Sophos – firma keamanan TI terkemuka. Posisi kedua dan ketiga ditempati India dan Brazil, masing-masing berkontribusi 7,6% dan 5,7% dari spam global.
Berikut ini daftar selengkapnya:
- AS 18.6%
- India 7.6%
- Brazil 5.7%
- Prancis 5.4%
- UK 5.0%
- Jerman 3.4%
- Rusia 3.0%
- Korea Selatan 3.0%
- Vietnam 2.9%
- Italia 2.8%
- Rumania 2.3%
- Spanyol 1.8%
Sebetulnya, sebagian besar spam yang beredar di seluruh dunia terkirim secara otomatis. Para penjahat cyber memanfaatkan jaringan PC yang telah terinfeksi malware tertentu, disebut botnet atau zombies. Akibatnya, tanpa disadari pemiliknya, PC-PC itu menyebarkan spam secara acak ke berbagai alamat e-mail.
“Spam digunakan penjahat cyber sebagai sarana memperluas operasi mereka,” ujar Graham Cluley (konsultan teknologi senior, Sophos) dalam keterangan tertulis. “Jika komputer Anda sudah menjadi anggota botnet, Anda bakal mengundang lebih banyak malware untuk masuk,” ia memperingatkan.
Selain melalui e-mail, spam juga terus menyerang lewat pesan di jejaring sosial, seperti Facebook dan Twitter. Beberapa waktu lalu, misalnya, Twitter terkena eksploitasi perintah “onMouseOver”, sehingga setiap pengguna menyorot tweet berisi kode JavaScript tertentu, secara otomatis tweet tersebut bakal di-retweet.
“Berhati-hatilah selalu dalam memasukkan kredensial login. Pastikan situs yang Anda kunjungi memang sah dan bukan jebakan,” Cluley mewanti-wanti. Jangan lupa jalankan aplikasi anti-spam dan anti-malware yang terus diperbaharui, termasuk pelindung keamanan gateway web dan e-mail bagi pengguna kelas korporat.
0 komentar:
Posting Komentar