Kamis, 27 Januari 2011

Lintasarta Tekankan Urgensi Business Continuity Plan (BCP)

Indonesia mendapat kehormatan dipercaya sebagai negara pembuka pagelaran “Data Center Conference & Expo Series 2011”, hari ini (26/1) di Hotel Shangri-La, Jakarta.
Kegiatan konferensi dan pameran mengenai seluk-beluk pusat data ini diselenggarakan Data Center Strategics (Pacific & Strategic Group). Sepanjang tahun 2011, mereka akan menghelat acara ini di sejumlah negara di kawasan Asia Pasifik dan Eropa. Acara perdana digelar di Indonesia.
Dalam konferensi ini, salah satu pokok masalah yang diulas ialah Data Center IT Services & Data Center Infrastructure. Sebagai tuan rumah, Indonesia diwakili oleh PT Aplikanusa Lintasarta untuk menyampaikan presentasi.
Hari ini, Lintasarta memfokuskan diri pada bahasan Data Center IT Services, dengan menampilkan topik Business Continuity Plan (BCP), Cloud Computing, Virtualization (server dan disaster recovery), Managed Services, Networks & Design, dan Application.
Dalam presentasinya, Bayu Adi Pramono (Data Center Product Manager Lintasarta) menyatakan, BCP sangat penting diterapkan oleh perusahaan-perusahaan nasional yang sudah siap melangkah lebih jauh dan fokus pada inti bisnisnya.
BCP adalah perencanaan dan koordinasi mengenai langkah-langkah meminimalisasi risiko, penanganan dampak bencana, dan proses pemulihan kegiatan operasional pascabencana agar kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan lancar.
BCP terdiri dari empat bagian utama, yaitu Business Impact Analysis (analisis fungsi-fungsi bisnis yang kritikal terhadap bencana), Continuity Requirement Analysis (analisis lanjutan kebutuhan fungsi bisnis), Risk Assesment (evaluasi risiko bisnis), dan Risk Mitigation Plan (rencana mengantisipasi risiko).
Perlindungan terhadap data dan aset perusahaan menjadi sangat penting dalam mengantisipasi risiko. Oleh karena itu, diperlukanlah suatu fasilitas pengganti yang handal pada saat pusat data perusahaan mengalami gangguan, dikenal dengan istilah Disaster Recovery Center (DRC).
“Membangun DRC secara langsung ataupun di-outsource sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan. Tergantung pandangan masing-masing perusahaan,” ujar Bayu.
“Dengan meng-outsource DRC, perusahaan bisa focus ke inti bisnisnya dan yang lebih penting lagi mampu menekan CAPEX menjadi OPEX,” ia menambahkan.

0 komentar:

Posting Komentar